Rabu, 20 Juni 2012

GAGAL JANTUNG KONGESTIF


GAGAL JANTUNG KONGESTIF

PENGERTIAN

            Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

PENYEBAB GAGAL JANTUNG
1.      Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
-          Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
-          Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic overload)
-          Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
-          Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2.      Gangguan pengisian (hambatan input)
PENCETUS
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.

 PATOFISIOLOGI

Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk  mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal jantung, sehingga menimbulkan manifestasi klinik  dan masalah keperawatan Proses Terjadinya masalah keperawatan

Penurunan Cardiac Output (Curah jantung)

CHF terjadi akibat kerusakan otot miokard dimna ketidakmampuan jantung memompakam sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
-          Gangguan perfusi jaringan
CO yang menurun, hipoksia, asidosis, syok menyebabkan hipoperfusi jaringan
-          Gangguan volume cairan


CO yang menurun menyebabkan GFR menurun, stimulasi angiotensin, aldosteron yang mengakibatkan retensi Na, ADH meningkat, dan air meningkat.
-          Gangguan/potensial pertukaran gas
Miokard gagal, LVEP meningkat, menyebabkan PCWP meningkat, akhirnya pertukaran gas terganggu.
-          Gangguan /potensial integritas kulit
Istirahat di tanpat tidur yang lama, edema, CO menurun, mengakibatkan gangguan sirkulasi kulit
-          Gangguan/potensial aktifitas
Menurunnya perfusi ke otat skletal mengakibatkan metabolisme anaerob akhirnya timbul kelemahan/lelah.

GEJALA GAGAL JANTUNG KIRI :
Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin, batuk dan atau batuk berdarah, fungsi ginjal menurun.
GEJALA GAGAL JANTUNG KANAN:
Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung (T. Santoso, Gagal jantung 1989). Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti : hati, ginjal dan lain-lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN:
A.    Radiologi:
-          Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
-          Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
-          Distensi vena paru
-          Hidrothorak
-          Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat

B.     EKG :
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru)

C.     Ekokardiografi : 
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung

D.    Kateterisasi Jantung:

Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP    ) 10 mmHg  atau Pulmonary arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh.



PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
1.      Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
2.      Menurunkan volume cairan yang berlebihan
3.      Mencegah terjadinya komplikasi Post Op.
4.      Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
5.      Pendidikan kesehatan yang menyangkut penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan
ad. 1 Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
-          Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
-          Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
-          Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
ad.2 Menurunkan volume cairan yang berlebihan
-          Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
-          Mencatat intake dan output
-          Menimbang berat badan
-          Restriksi garam/diet rendah garam
ad.3 Mencegah terjadinya komplikasi
-          Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
-          Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
-          Merubah posisi tidur
-          Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
-          Memeriksa atau memonitor EKG
ad.4  Pengobatan pembadahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup artifisial.  Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum  timbul gagal jantung.
ad.5  Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah kekambuhan
-          Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
-          Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian obat
-          Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
-          Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin
-          Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
-          Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas akan dirinya baik

PENGKAJIAN DATA
1.      Aktifitas dan istirahat
-          Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
-          Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas

2.      Sirkulasi
-          Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia, septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
-          Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
-          Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur, peningkatan JVP
-          Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
3.      Status Mental :
-          Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
-          stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
4.      Eliminasi
-          Penurunan volume urine, urine yang pekat
-          Nocturia, diare dan konstipasi
5.      Makanan dan cairan
-          Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
-          Udem  di ekstremitas bawah, asites

6. Neurologi

·         Pusing , pingsan, kesakitan

·         Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel

7. Rasa nyaman

·         Sakit dada, kronik/akut angina




8. Respirasi

·         Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe

·         Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru

9. Rasa aman

·         Perubahan status mental

·         Gangguan pada kulit/dermatitis

10. Interaksi sosial

·         Aktifitas sosial  berkurang

 

PRIORITAS PERAWATAN

1.      Meningkatkan kontraktilitas miokard/ perfusi jaringan sistemik

2.      Menurunkan kelebihan volume cairan

3.      Mencegah komplikasi Post op.

4.      Memberikan informasi mengenai penjahit, prognosa , terapi dan pencegahan terhadap pengulangan penyakit

 


DIAGNOSA PERAWATAN YANG SERING TIMBUL :
1.      Penurunan cardiac output sehubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard , ditandai dengan : Peningkatan heart rate,perubahan tekanan darah,penurunan urine output,adanya S3 dan S4, chest pain .
2.      Keterbatasan melakukan aktifitas  sehubungan dengan adanya ketidak seimbangan  antara suplay dan demand oksigen, ditandai dengan : kelemahan, kelelahan, perubahan tanda-tanda vital , disritmia, dispnoe, diaporesis
3.      Gangguan keseimbangan cairan, lebih dari kebutuhan sehubungan dengan penurunan GFR, ditandai dengan : bunyi jantung 3, orthopnoe, oliguria, edema, perubahan Berat Badan, Hipertensi, respirasi distress, suara nafas abnormal
4.      Resiko tinggi kegagalan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli  karena adanya penumpukan cairan di rongga paru
5.      Resiko kerusakan integritas kulit sehubngan dengan oedema ,penurunan perfusi ke kulit
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, kondisi dan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan : pasien bertanya, pernyataan pasien yang salah.

 
Perencanaan :

PENURUNAN CARDIAC OUT PUT SEHUBUNGAN DENGAN MENURUNYA KONTRAKSI MYOCARD

Rencana Tindakkan

Rasionalisasi
·         Monitor tanda-tanda vital, yaitu : heart rate, tekanan darah
Takhikardia mungkin ada karna nyeri, kecemasan, hipoksemia,
dan menurunnya Cardiac Output. Perubahan bisa juga terjadi dalam
tekanan darah(hipertensi atau hipotensi) karena respons kardia.

·         Evaluasi status mental, catat perkembangan kekacauan, disorientasi
Menurunnya perfusi otak dapat mengakibatkan perubahan observasi/
 pengenalan dalam sensori.

·         Catat warna kulit, adanya/ kuwalitas pulse Sirkulasi periferal turun ketika Cardiac Output menurun, membuat/menjadikan warna pucat/abu-abu bagi kulit (tergantung dari derajat hipoksia) dan penurunan kekuatan dari denyut periferal.

·         Auskultasi suara pernapasan dan suara jantung. Dengarkan adanya murmur. S3, S4, atau bising dapat terjadi dengan dekompensasi kordis atau beberapa pengobatan(terutama Betabloker). Berkembangnya murmur bisa menunjukkan adanya kelainan pada katub dengan rasa nyeri: stenosis aorta, mitral stenosis, atau ruptur otot papilari.

·         Pertahankan bedrest dalam posisi yang nyaman selam periode akut.Menurunnya konsumsi/keseimbangan O2 mengurangi beban kerja otot jantung dan resiko dekompensasi.

·         Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. Kaji dengan / bentuk aktifitas perawatan diri, jika diindikasikan.Cadangan energi, menurunkan beban kerja otot jantung.

·         Ketegangan perlu dihindari terutama pada saat defekasi.Serangan valsava menyebabkan stimulasi vagal, menurunkan heart rate(bradicardia) yang mungkin diikuti dengan takhikardi diantara meningkatnya cardiac output.

·         Anjurkan secara cepat melaporkan bila terjadi nyeri untuk pemberian obat sesuai yang diindikasikan. Tindakan yang tepat waktu, dapat menurunkan konsumsi O2 dan beban kerja otot jantung dan bisa mencegah/ meminimalkan Cardiac Output.

·         Monitor dan catat efek atau reaksi dari pengobatan, catat tekanan darah, nadi dan iramanya (terutama waktu pemberian kombinasi Ca-antagonis, betha-blocker dan nitrat). Efek yang diharapkan ada penurunan kebutuhan oksigen miokardium yang diakibatkan oleh penurunan tekanan ventrikel. Obat dengan inotropik negatif dapat menurunkan perfusi pada sebagaian besar miokardial iskhemik. Kombinasi nitrat dan betha-blocker memiliki efek kumulatif pada cardiac output.



·         Kaji tanda dan gejala CHF Angina satu-satunya gejala yang mendasar penyakit yang menyebabkan iskhemia miokardial.Penyakit mungkin dikompromisasikan oleh fungsi kardia yang mengalami kegagalan.
Kolaboratif
·         Catat O2 tambahan yang dibutuhkan Penambahan oksigen yang sudah ada untuk diambil kembali untuk memperbaiki, mengurangi iskhemia dan asam laktat

·         Catat obat-obat yang diindikasikan Betha-blockers, seperti atenolol (Tenormin), nadolol (Corgard), propranolol (Inderal), esmolal (Brebivbloc).Meskipun berbeda dan cara reaksinya, Ca channel blocker berperan utama dalam mencegah dan mengakhiri iskhemia. yang disebabkan oleh spasme arteri koronaria dan dalam mengurangi resistensi vaskuler, demikian juga penurunan tekanan darah dan kerja jantung.Obat ini untuk menurunkan kerja jantung dengan menurunkan nadi dan tekanan darah sistol. Catat: overdosis yang mengakibatkan dekompensasi jantung

·         Bisakan usakan dan persiapan untuk tes ketegangan dan kateterisasi jantung, ketika diindikasikan Tes ketegangan memberikan informasi tentang kesehatan/ kekuatan dari ventrikel, yang sepenuhnya menentukan ketepatan tingkat aktifitas.Angiografi mungkin menunjukkan identifikasi area dari obstr5uksi/ kerusakan arteri koronaria yang membutuhkantindakan bedah.

·         Persiapkan untuk tindakan bedah PTCA, bila diindikasikan perbaikan katub, CABGPTCA menjadi suatu prosedur yang dapat diterima pada 15 tahun terakhir ini. PTCA meningkatkan aliran darah jantung oleh tekanan lesi atheroma dan dilatasi dari lumen pembuluh darah dalam arteri koronaria yang tersumbat.Prosedur ini mungkin.CABG diperkenankan ketika testing menunjukkan iskhemi miokardial yang diakibatkan oleh penyakit arteri koronaria sebelum kiri atau gejala dari penyakit trikuspidalis.

·         Siapkan perpindahan unut perawatan utama jika kondisi yang mengharuskan Nyeri dada yang sangat atau lama dengan menurunnya Cardiac  Output menunjukkan perkembangan komplikasi yang membutuhkan lebih intensif/ tindakan emergensi.









Kelebihan cairan  sehubungan dengan menurunnya filtrasi glomerulus (berkurangnya cardiac output) atau meningkatnya ADH dan Sodium/retensi cairan.

Ditandai dengan :

-          Ortopnoe, suara jantung S3,S4

-          Oliguria, edema, JVD, reflek hepatojugular (+)

-          Hipertensi

-          Respiratory distress

-          Suara pernapasan yang abnormal

Kriteria hasil :

-          Gambaran adanya kestabilan volume caiaran dengan seimbangnya intake output.

-          Bunyi  napas yang jernih

-          Tanda vital dalam batas normal

-          Berat badan stabil dan tidak ada edema.

Intervensi Keperawatan  :
a.       Monitor output urine, catat jumlah dan warnanya.
Output urine mungkin sangat sedikit dan pekat, karena menurunnya perfusi jaringan.
b.      Monitor/hitung intake output 24 jam Terapi diuretik bisa mengakibatkan kehilangan cairan yang tiba-tiba (hipovolemi) selagi edema / asites masih ada.
c.       Atur posisi semi fowler selama fase akut Dengan posisi berbaring semi fowler meningkatkan filtrasi glomerulus dan mengurangi produksi ADH sehingga menambah diuresis.
d.      Tetapkan jadwal intake cairan, dipadukan dengan minuman yang disukai ketika memungkinkan. Berikan perawatan mulut/irisan es
Melibatkan klien dalam pengobatan menambah arti dari pengontrolan dan pembatasannya.
e.       Timbang berat badan setiap hari Mendokumentasikan perubahan edema dalam respon terhadap terapi, diuretik dapat mengakibatkan perubahan cairan dan kehilangan berat badan.65r
f.       Periksa tubuh dari edema dengan/tanpa pitting, catat adanya edema seluruh tubuh (anasarka) Retensi cairan yang berlebihan dimanifestasikan dengan adanya edema. Meningkatnya kongesti vaskuler yang akhirnya mengakibatkan edema jaringan sistemik.
g.      Auskultasi suara pernapasan, catat penurunan dan atau suara tambahan, misalnya wheezing. Catat adanya peningkatan dispnea, tachipnea, paroximal dispnea, batuk yang menetap.Volume cairan yang berlebihan kadang-kadang mempermudah kongesti paru. Gejala oedema paru menandakan adanya gagal jantung kiri.
h.      Monitor tekanan darah dan CVP (jika ada) Hipertensi dan meningkatnya CVP menandakan volume cairan yang berlebihan dan mereflesikan/meningkatnya kongesti paru, gagal jantung
i.        Palpasi adanya hepatomegali. Catat keluhan nyeri pada kwadran atas bagian kanan Bertambah beratnya gagal jantung menambah kongesti vena , mengakibatkan distensi perut dan nyeri. Ini dapai merubah fungsi hati dan merugikan metabolisme obat.
j.        Catat peningkatan letargi, hipotensi dan kekuatan otot Tanda dari kekurangan potassium yang terjadi selama perubahan cairan dan terapi diuretik.

Kolaborasi :

a.       Berikan pengobatan seperti yang diindikasikan
-          Diuritik misalnya : Furosemic (lasix), bumetamid
Meningkatkan aliran urine dan menghalangi reabsorsi dari sodium/klorida didalam tubulus ginjal.
-          Thiazide dengan potasium jumlah sedikit, misalnya : spironolactone (aldactone)
Meningkatnya diuresis tanpa kehilangan potassium yang berlebihan.
-          Pengganti potasium misalnya K Dur
Pengganti potasium yang hilang sebagai efek samping dari therapi deuritik yang mana dapat mempengaruhi jantung.
b.      Pelihara cairan/sodium dalam batas-batas tertentu Menurunkan cairan tubuh/mencegah pengumpulan kembali.
c.       Konsultasi dengan ahli gizi
Penting untuk melengkapi diet klien sesuai dengan kebutuhan kalori dengan jumlah sodium dalam batas-batas tertentu.

4.      Resiko tinggi gagal pertukaran gas sehubungan perubahan pada membran alveolar misalnya pengumpulan cairan/pertukaran pada ruang interstitial/alveoli

Kriteria Hasil :
-          Terlihat adekuatnya ventilasi dan oksigenasi dari jaringan dimana dalam batas-batas normal dan bebas dari gejala respiratory distress
-          Berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi keperawatan :
1.      Auskultasi suara pernafasan, catat adanya wheezing
Menandakan adanya kongestif paru/pengumpulan sekresi
2.      Ajarkan klien untuk batuk secara efektif dan bernafas dalam
Membersihkan jalan nafas dan memudahkan pertukaran oksigen
3.      Support klien untuk merubah posisi 

  




DAFTAR PUSTAKA :

Donna D, Marilyn. V, (1991), Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia

Doenges, Marylyn E (1993) ., Nursing Care Plans, Edisi III,

RS Jantung “Harapan Kita”,(1993)  Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Kumpulan bahan kuliah, Edisi ke tiga,Jakarta,

Soeparman,(1987)  Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,

Tidak ada komentar:

Sample text

Rabu, 20 Juni 2012

GAGAL JANTUNG KONGESTIF


GAGAL JANTUNG KONGESTIF

PENGERTIAN

            Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

PENYEBAB GAGAL JANTUNG
1.      Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
-          Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
-          Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic overload)
-          Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
-          Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2.      Gangguan pengisian (hambatan input)
PENCETUS
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.

 PATOFISIOLOGI

Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk  mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal jantung, sehingga menimbulkan manifestasi klinik  dan masalah keperawatan Proses Terjadinya masalah keperawatan

Penurunan Cardiac Output (Curah jantung)

CHF terjadi akibat kerusakan otot miokard dimna ketidakmampuan jantung memompakam sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
-          Gangguan perfusi jaringan
CO yang menurun, hipoksia, asidosis, syok menyebabkan hipoperfusi jaringan
-          Gangguan volume cairan


CO yang menurun menyebabkan GFR menurun, stimulasi angiotensin, aldosteron yang mengakibatkan retensi Na, ADH meningkat, dan air meningkat.
-          Gangguan/potensial pertukaran gas
Miokard gagal, LVEP meningkat, menyebabkan PCWP meningkat, akhirnya pertukaran gas terganggu.
-          Gangguan /potensial integritas kulit
Istirahat di tanpat tidur yang lama, edema, CO menurun, mengakibatkan gangguan sirkulasi kulit
-          Gangguan/potensial aktifitas
Menurunnya perfusi ke otat skletal mengakibatkan metabolisme anaerob akhirnya timbul kelemahan/lelah.

GEJALA GAGAL JANTUNG KIRI :
Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin, batuk dan atau batuk berdarah, fungsi ginjal menurun.
GEJALA GAGAL JANTUNG KANAN:
Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung (T. Santoso, Gagal jantung 1989). Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti : hati, ginjal dan lain-lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN:
A.    Radiologi:
-          Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
-          Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
-          Distensi vena paru
-          Hidrothorak
-          Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat

B.     EKG :
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru)

C.     Ekokardiografi : 
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung

D.    Kateterisasi Jantung:

Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP    ) 10 mmHg  atau Pulmonary arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh.



PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
1.      Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
2.      Menurunkan volume cairan yang berlebihan
3.      Mencegah terjadinya komplikasi Post Op.
4.      Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
5.      Pendidikan kesehatan yang menyangkut penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan
ad. 1 Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
-          Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
-          Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
-          Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
ad.2 Menurunkan volume cairan yang berlebihan
-          Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
-          Mencatat intake dan output
-          Menimbang berat badan
-          Restriksi garam/diet rendah garam
ad.3 Mencegah terjadinya komplikasi
-          Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
-          Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
-          Merubah posisi tidur
-          Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
-          Memeriksa atau memonitor EKG
ad.4  Pengobatan pembadahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup artifisial.  Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum  timbul gagal jantung.
ad.5  Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah kekambuhan
-          Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
-          Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian obat
-          Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
-          Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin
-          Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
-          Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas akan dirinya baik

PENGKAJIAN DATA
1.      Aktifitas dan istirahat
-          Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
-          Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas

2.      Sirkulasi
-          Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia, septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
-          Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
-          Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur, peningkatan JVP
-          Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
3.      Status Mental :
-          Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
-          stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
4.      Eliminasi
-          Penurunan volume urine, urine yang pekat
-          Nocturia, diare dan konstipasi
5.      Makanan dan cairan
-          Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
-          Udem  di ekstremitas bawah, asites

6. Neurologi

·         Pusing , pingsan, kesakitan

·         Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel

7. Rasa nyaman

·         Sakit dada, kronik/akut angina




8. Respirasi

·         Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe

·         Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru

9. Rasa aman

·         Perubahan status mental

·         Gangguan pada kulit/dermatitis

10. Interaksi sosial

·         Aktifitas sosial  berkurang

 

PRIORITAS PERAWATAN

1.      Meningkatkan kontraktilitas miokard/ perfusi jaringan sistemik

2.      Menurunkan kelebihan volume cairan

3.      Mencegah komplikasi Post op.

4.      Memberikan informasi mengenai penjahit, prognosa , terapi dan pencegahan terhadap pengulangan penyakit

 


DIAGNOSA PERAWATAN YANG SERING TIMBUL :
1.      Penurunan cardiac output sehubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard , ditandai dengan : Peningkatan heart rate,perubahan tekanan darah,penurunan urine output,adanya S3 dan S4, chest pain .
2.      Keterbatasan melakukan aktifitas  sehubungan dengan adanya ketidak seimbangan  antara suplay dan demand oksigen, ditandai dengan : kelemahan, kelelahan, perubahan tanda-tanda vital , disritmia, dispnoe, diaporesis
3.      Gangguan keseimbangan cairan, lebih dari kebutuhan sehubungan dengan penurunan GFR, ditandai dengan : bunyi jantung 3, orthopnoe, oliguria, edema, perubahan Berat Badan, Hipertensi, respirasi distress, suara nafas abnormal
4.      Resiko tinggi kegagalan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli  karena adanya penumpukan cairan di rongga paru
5.      Resiko kerusakan integritas kulit sehubngan dengan oedema ,penurunan perfusi ke kulit
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, kondisi dan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan : pasien bertanya, pernyataan pasien yang salah.

 
Perencanaan :

PENURUNAN CARDIAC OUT PUT SEHUBUNGAN DENGAN MENURUNYA KONTRAKSI MYOCARD

Rencana Tindakkan

Rasionalisasi
·         Monitor tanda-tanda vital, yaitu : heart rate, tekanan darah
Takhikardia mungkin ada karna nyeri, kecemasan, hipoksemia,
dan menurunnya Cardiac Output. Perubahan bisa juga terjadi dalam
tekanan darah(hipertensi atau hipotensi) karena respons kardia.

·         Evaluasi status mental, catat perkembangan kekacauan, disorientasi
Menurunnya perfusi otak dapat mengakibatkan perubahan observasi/
 pengenalan dalam sensori.

·         Catat warna kulit, adanya/ kuwalitas pulse Sirkulasi periferal turun ketika Cardiac Output menurun, membuat/menjadikan warna pucat/abu-abu bagi kulit (tergantung dari derajat hipoksia) dan penurunan kekuatan dari denyut periferal.

·         Auskultasi suara pernapasan dan suara jantung. Dengarkan adanya murmur. S3, S4, atau bising dapat terjadi dengan dekompensasi kordis atau beberapa pengobatan(terutama Betabloker). Berkembangnya murmur bisa menunjukkan adanya kelainan pada katub dengan rasa nyeri: stenosis aorta, mitral stenosis, atau ruptur otot papilari.

·         Pertahankan bedrest dalam posisi yang nyaman selam periode akut.Menurunnya konsumsi/keseimbangan O2 mengurangi beban kerja otot jantung dan resiko dekompensasi.

·         Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. Kaji dengan / bentuk aktifitas perawatan diri, jika diindikasikan.Cadangan energi, menurunkan beban kerja otot jantung.

·         Ketegangan perlu dihindari terutama pada saat defekasi.Serangan valsava menyebabkan stimulasi vagal, menurunkan heart rate(bradicardia) yang mungkin diikuti dengan takhikardi diantara meningkatnya cardiac output.

·         Anjurkan secara cepat melaporkan bila terjadi nyeri untuk pemberian obat sesuai yang diindikasikan. Tindakan yang tepat waktu, dapat menurunkan konsumsi O2 dan beban kerja otot jantung dan bisa mencegah/ meminimalkan Cardiac Output.

·         Monitor dan catat efek atau reaksi dari pengobatan, catat tekanan darah, nadi dan iramanya (terutama waktu pemberian kombinasi Ca-antagonis, betha-blocker dan nitrat). Efek yang diharapkan ada penurunan kebutuhan oksigen miokardium yang diakibatkan oleh penurunan tekanan ventrikel. Obat dengan inotropik negatif dapat menurunkan perfusi pada sebagaian besar miokardial iskhemik. Kombinasi nitrat dan betha-blocker memiliki efek kumulatif pada cardiac output.



·         Kaji tanda dan gejala CHF Angina satu-satunya gejala yang mendasar penyakit yang menyebabkan iskhemia miokardial.Penyakit mungkin dikompromisasikan oleh fungsi kardia yang mengalami kegagalan.
Kolaboratif
·         Catat O2 tambahan yang dibutuhkan Penambahan oksigen yang sudah ada untuk diambil kembali untuk memperbaiki, mengurangi iskhemia dan asam laktat

·         Catat obat-obat yang diindikasikan Betha-blockers, seperti atenolol (Tenormin), nadolol (Corgard), propranolol (Inderal), esmolal (Brebivbloc).Meskipun berbeda dan cara reaksinya, Ca channel blocker berperan utama dalam mencegah dan mengakhiri iskhemia. yang disebabkan oleh spasme arteri koronaria dan dalam mengurangi resistensi vaskuler, demikian juga penurunan tekanan darah dan kerja jantung.Obat ini untuk menurunkan kerja jantung dengan menurunkan nadi dan tekanan darah sistol. Catat: overdosis yang mengakibatkan dekompensasi jantung

·         Bisakan usakan dan persiapan untuk tes ketegangan dan kateterisasi jantung, ketika diindikasikan Tes ketegangan memberikan informasi tentang kesehatan/ kekuatan dari ventrikel, yang sepenuhnya menentukan ketepatan tingkat aktifitas.Angiografi mungkin menunjukkan identifikasi area dari obstr5uksi/ kerusakan arteri koronaria yang membutuhkantindakan bedah.

·         Persiapkan untuk tindakan bedah PTCA, bila diindikasikan perbaikan katub, CABGPTCA menjadi suatu prosedur yang dapat diterima pada 15 tahun terakhir ini. PTCA meningkatkan aliran darah jantung oleh tekanan lesi atheroma dan dilatasi dari lumen pembuluh darah dalam arteri koronaria yang tersumbat.Prosedur ini mungkin.CABG diperkenankan ketika testing menunjukkan iskhemi miokardial yang diakibatkan oleh penyakit arteri koronaria sebelum kiri atau gejala dari penyakit trikuspidalis.

·         Siapkan perpindahan unut perawatan utama jika kondisi yang mengharuskan Nyeri dada yang sangat atau lama dengan menurunnya Cardiac  Output menunjukkan perkembangan komplikasi yang membutuhkan lebih intensif/ tindakan emergensi.









Kelebihan cairan  sehubungan dengan menurunnya filtrasi glomerulus (berkurangnya cardiac output) atau meningkatnya ADH dan Sodium/retensi cairan.

Ditandai dengan :

-          Ortopnoe, suara jantung S3,S4

-          Oliguria, edema, JVD, reflek hepatojugular (+)

-          Hipertensi

-          Respiratory distress

-          Suara pernapasan yang abnormal

Kriteria hasil :

-          Gambaran adanya kestabilan volume caiaran dengan seimbangnya intake output.

-          Bunyi  napas yang jernih

-          Tanda vital dalam batas normal

-          Berat badan stabil dan tidak ada edema.

Intervensi Keperawatan  :
a.       Monitor output urine, catat jumlah dan warnanya.
Output urine mungkin sangat sedikit dan pekat, karena menurunnya perfusi jaringan.
b.      Monitor/hitung intake output 24 jam Terapi diuretik bisa mengakibatkan kehilangan cairan yang tiba-tiba (hipovolemi) selagi edema / asites masih ada.
c.       Atur posisi semi fowler selama fase akut Dengan posisi berbaring semi fowler meningkatkan filtrasi glomerulus dan mengurangi produksi ADH sehingga menambah diuresis.
d.      Tetapkan jadwal intake cairan, dipadukan dengan minuman yang disukai ketika memungkinkan. Berikan perawatan mulut/irisan es
Melibatkan klien dalam pengobatan menambah arti dari pengontrolan dan pembatasannya.
e.       Timbang berat badan setiap hari Mendokumentasikan perubahan edema dalam respon terhadap terapi, diuretik dapat mengakibatkan perubahan cairan dan kehilangan berat badan.65r
f.       Periksa tubuh dari edema dengan/tanpa pitting, catat adanya edema seluruh tubuh (anasarka) Retensi cairan yang berlebihan dimanifestasikan dengan adanya edema. Meningkatnya kongesti vaskuler yang akhirnya mengakibatkan edema jaringan sistemik.
g.      Auskultasi suara pernapasan, catat penurunan dan atau suara tambahan, misalnya wheezing. Catat adanya peningkatan dispnea, tachipnea, paroximal dispnea, batuk yang menetap.Volume cairan yang berlebihan kadang-kadang mempermudah kongesti paru. Gejala oedema paru menandakan adanya gagal jantung kiri.
h.      Monitor tekanan darah dan CVP (jika ada) Hipertensi dan meningkatnya CVP menandakan volume cairan yang berlebihan dan mereflesikan/meningkatnya kongesti paru, gagal jantung
i.        Palpasi adanya hepatomegali. Catat keluhan nyeri pada kwadran atas bagian kanan Bertambah beratnya gagal jantung menambah kongesti vena , mengakibatkan distensi perut dan nyeri. Ini dapai merubah fungsi hati dan merugikan metabolisme obat.
j.        Catat peningkatan letargi, hipotensi dan kekuatan otot Tanda dari kekurangan potassium yang terjadi selama perubahan cairan dan terapi diuretik.

Kolaborasi :

a.       Berikan pengobatan seperti yang diindikasikan
-          Diuritik misalnya : Furosemic (lasix), bumetamid
Meningkatkan aliran urine dan menghalangi reabsorsi dari sodium/klorida didalam tubulus ginjal.
-          Thiazide dengan potasium jumlah sedikit, misalnya : spironolactone (aldactone)
Meningkatnya diuresis tanpa kehilangan potassium yang berlebihan.
-          Pengganti potasium misalnya K Dur
Pengganti potasium yang hilang sebagai efek samping dari therapi deuritik yang mana dapat mempengaruhi jantung.
b.      Pelihara cairan/sodium dalam batas-batas tertentu Menurunkan cairan tubuh/mencegah pengumpulan kembali.
c.       Konsultasi dengan ahli gizi
Penting untuk melengkapi diet klien sesuai dengan kebutuhan kalori dengan jumlah sodium dalam batas-batas tertentu.

4.      Resiko tinggi gagal pertukaran gas sehubungan perubahan pada membran alveolar misalnya pengumpulan cairan/pertukaran pada ruang interstitial/alveoli

Kriteria Hasil :
-          Terlihat adekuatnya ventilasi dan oksigenasi dari jaringan dimana dalam batas-batas normal dan bebas dari gejala respiratory distress
-          Berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi keperawatan :
1.      Auskultasi suara pernafasan, catat adanya wheezing
Menandakan adanya kongestif paru/pengumpulan sekresi
2.      Ajarkan klien untuk batuk secara efektif dan bernafas dalam
Membersihkan jalan nafas dan memudahkan pertukaran oksigen
3.      Support klien untuk merubah posisi 

  




DAFTAR PUSTAKA :

Donna D, Marilyn. V, (1991), Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia

Doenges, Marylyn E (1993) ., Nursing Care Plans, Edisi III,

RS Jantung “Harapan Kita”,(1993)  Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Kumpulan bahan kuliah, Edisi ke tiga,Jakarta,

Soeparman,(1987)  Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,

Tidak ada komentar:

Ads 468x60px

Connect With Us

Instructions

Social Icons

Pages

Top Nav menu

Recomended

Pages - Menu

Social Icons

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts